KenaliDirimu Untuk Mengenal Tuhanmu Label. Makalah (1) Minggu, 15 April 2012 Jika pemakaian narkoba tersebut adalah remaja atau bahkan anak-anak maka akan berakibat rusaknya mental remaja sebagai generasi penerus bangsa. Rusaknya generasi penerus berakibat runtuhnya suatu bangsa/negara. Sebaiknyakita menyerah akan maknanya kepada diri-Nya Yang Agung apabila kita bertemu dengan ayat yang kita tidak fahami seperti ayat Mutasyabihah, kerana Dia yang lebih mengetahui tentang Diri-Nya, Sifat-Nya, Af'al-Nya dan Asma'-Nya.Namun, hendaklah kita menghormati para ulama yang mentakwilkan dengan tujuan mensucikan Tuhan dari disifatkan seperti makhluk, supaya terselamat umat ini dari Ketikakita telah paham akan diri sendiri, maka kita akan menemukan beberapa potensi dalam diri. Dengan begitu, kita akan lebih mudah dalam meraih kesuksesan ataupun meraih target, baik itu dari segi karier maupun kehidupan. Dengan lebih mengenal diri dan potensi yang kita miliki, itu juga bisa menjadi titik awal menuju kebahagiaan hidup. Darigen dan sifat buruk, maupun hasil intervensi jin-jin jahat yang menyusup melalui aliran darah. Baik yang mengendarai sifat dan emosi buruk kita, maupun karena 'kiriman' sihir orang lain (kasus yang sudah 'lumrah' di Indonesia). "Sesungguhnya setan itu berjalan pada aliran darah manusia.. ." demikian Rasulullah SAW bersabda. Kalaukamu membiarkan mereka, maka kamu tidak melihat dirimu sendiri sebagai sesuatu yang berharga. Jadi, kalau kamu merasa tindakan yang temanmu lakukan kepadamu adalah hal yang salah, maka ini bisa menjadi motivasi kamu untuk mengakhiri toxic friendship. 5. Hapus pertemanan di media sosial. Kamu sebetulnya tidak perlu tahu apa yang sedang . ุจุณู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู… Sahabat sudah pada kenal akan diri sendiri apa belum? Yuk yang belum kenal segera kenalan terhadap hakikat diri kita sendiri karena salah satu cara Mengenal Allah SWT. ialah dengan mengenal Diri Sendiri maksudnya ialah Hakikat Diri yang Sebenarnya. Adapun maksud Diri yang Sebenarnya itu bukanlah Diri yang berSifat lahiriah karena Jasad ini tidak membawa makna yang sebenarnya untuk Mengenal Allah SWT. Pada Zaman ini ramai dikalangan kita tidak Mengenal Dirinya yang sebenarnya. Mereka menganggap bahwa Dirinya hanyalah tubuh badan yang terdiri daripada kulit, daging, tulang, darah dan sebagainya. Yang dimaksudkan dengan sebenarnya ialah Diri yang Batin yaitu Diri yang datang dan akan kembali kepada Allah SWT. Ulama Ilmu Ketuhanan atau Ilmu Tauhid berpegang bahwa Diri kita ini merupakan tangga untuk Mengenal Allah, sesuai dengan dalil yang mengatakan Siapa yang Mengenal Dirinya, Sesungguhnya ia akan Mengenal AllahDikalangan Ulama Tasauf atau Ulama Ilmu Ketuhanan selalu menasihatkan carilah diri kamu di dalam diri maksudnya ialah menyuruh agar kita mencari Hakikat Diri kita yang sebenarnya terlebih dahulu. Apabila kita telah menemukan Diri kita yang sebenarnya pasti kita akan mengakui Hakikat adanya Allah SWT. Hakikat Diri yang sebenarnya merupakan Ruh atau jiwa ataupun Rohani yang ada dalam Diri Manusia itu sendiri yang harus dikenali setiap Manusia. Diri Batiniah ini tidak dapat dilihat atau diraba oleh Mata lahiriah dan tangan Manusia. Walaupun di dalam Diri itu disebut dengan berbagai istilah, tetapi tujuannya adalah untuk mengingatkan kepada Manusia supaya berfikir bahwa betapa luasnya Diri yang Hakikat itu di dalam Manusia. Diri Manusia dilengkapi oleh Allah dengan Sifat tertentu, kemudian Sifat tersebut dinilai atau dihisab sama ada baik atau pun janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta dipertanggung jawapannya Allah menjelaskan kepada kita tentang istilah jiwa dan Sifat yang terdapat pada jiwa, yaitu pendengaran, penglihatan, disamping Roh juga akan diuji tentang ketakwaannya kepada Allah SWT. Itulah sebabnya Ruh atau jiwa sedia untuk berbakti dan melaksanakan perintah Allah SWT. Untuk melakukan dan melaksanakan perintah tersebut maka diciptakanlah jasad, lalu Allah SWT. menjadikan Adam. Ruh telah berikrar dan berjanji kepada Allah SWT., maka untuk membuktikan dan berbuat sesuatu maka Ruh memerlukan tempat yaitu Jasad. Istilah Batin disebut juga dengan Qalbu. seandainya Qalbu tersebut diterangi dengan Nur maka selamatlah seseorang itu. Maka sekiranya tiada Nur, gelaplah seseorang itu. Qalbu mesti mempunyai asas yang membolehkannya selamat yang hanya Allah SWT. yang menentukannya. Sesungguhnya segala sesuatu yang ada dalam Diri berupa nafas, akal, nafsu dan Ruh bila menjadi satu maka dinamakan dengan diistilahkan sebagai Diri atau Hati. Qalbu sebenarnya Mengetahui apa yang patut dibuat dan apa yang patut dilaksanakan mengikuti nilai-nilai Diri itu sendiri Sesungguhnya berbahagialah siapa yang membersihkan jiwanya dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya Jadi untuk pengertian bahwa siapa yang Mengenal Dirinya akan Mengenali Allah yaitu dengan cara memahami Hakikat Ruh, jiwa atau Qalbu yang sebenarnya. Sesungguhnya untuk mencapai ke tahap yang tinggi memerlukan pengetahuan dan keyakinan yang kukuh terhadap Allah kita semua dapat mengenal hakikat diri kita, dapat benar-benar mengenal akan Allah SWT. dan semoga kita semua senantiasa mendapatkan Rahmat, Hidayah, Maunah dan Ridlonya Allah SWT. Aamiin Ya Robbal 'AlamiinJika sahabat merasa ini bermanfaat, yuk share tulisan ini kepada saudara kita yang lain, semoga bermanfaat untuk diri dan kita semua, Aamin Salah satu ungkapan yang sangat masyhur di kalangan praktisi tasawuf Islam dari dahulu hingga sekarang adalah man arafa nafsahu arafa ุนูŽุฑูŽููŽ ู†ูŽูู’ุณูŽู‡ู ููŽู‚ูŽุฏู’ ุนูŽุฑูŽููŽ ุฑูŽุจู‘ูŽู‡Artinya, โ€œBarang siapa yang mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya.โ€Mungkin selama ini banyak yang mempertanyakan otentisitas ungkapan tersebut sebagai hadits Nabi. Benarkah ungkapan tersebut sebuah petuah yang langsung disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW atau sebatas kata-kata hikmah seorang ulama yang kemudian dinisbahkan kepada Nabi SAW?Lalu bagaimana pula dengan pemaknaannya? Ada relasi apa antara mengenal diri sendiri dan mengenal Tuhan? Sejauh mana pengenalan seseorang terhadap dirinya bisa mengantarkannya untuk mengenal Tuhannya? Beberapa pertanyaan tersebut akan coba kami jawab dalam tulisan sederhana ini. Dan semoga kita senantiasa dalam lindungan dan petunjuk Allah SWT. Amiin Allahumma sebuah kisah menarik yang terjadi pada masa Rasulullah ุทูŽู„ูŽุนูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ุฑูŽุฌูู„ูŒ ุดูŽุฏููŠู’ุฏู ุจูŽูŠูŽุงุถู ุงู„ุซูู‘ูŠูŽุงุจู ุดูŽุฏููŠู’ุฏู ุณูŽูˆูŽุงุฏู ุงู„ุดูŽู‘ุนู’ุฑู, ู„ุงูŽ ูŠูุฑูŽู‰ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุฃูŽุซูŽุฑู ุงู„ุณูŽู‘ููŽุฑู ูˆูŽู„ุงูŽ ูŠูŽุนู’ุฑูููู‡ู ู…ูู†ูŽู‘ุง ุฃูŽุญูŽุฏูŒ, ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ุฌูŽู„ูŽุณูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…, ูุฃูŽุณู’ู†ูŽุฏูŽ ุฑููƒู’ุจูŽุชูŽูŠู’ู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ุฑููƒู’ุจูŽุชูŽูŠู’ู‡ู, ูˆูŽูˆูŽุถูŽุนูŽ ูƒูŽููŽู‘ูŠู’ู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ููŽุฎูุฐูŽูŠู’ู‡ู, ูˆูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽุง ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏู ุฃูŽุฎู’ุจูุฑู’ู†ููŠู’ ุนูŽู†ู ุงู„ุฅูุณู’ู„ุงูŽู…ู, ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู… ุงูŽู„ุฅูุณู’ู„ุงูŽู…ู ุฃูŽู†ู’ ุชูŽุดู’ู‡ูŽุฏูŽ ุฃูŽู†ู’ ู„ุงูŽุฅู ู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ุงูŽู‘ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽ ุฃูŽู†ูŽู‘ ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏู‹ุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู, ูˆูŽุชูู‚ููŠู’ู…ู ุงู„ุตูŽู‘ู„ุงูŽุฉูŽ, ูˆูŽุชูุคู’ุชููŠูŽ ุงู„ุฒูŽู‘ูƒูŽุงุฉูŽ, ูˆูŽุชูŽุตููˆู’ู…ูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ, ูˆูŽุชูŽุญูุฌูŽู‘ ุงู„ู’ุจูŽูŠู’ุชูŽ ุฅูู†ู ุงุณู’ุชูŽุทูŽุนู’ุชูŽ ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ุณูŽุจููŠู’ู„ุงู‹. ู‚ูŽุงู„ูŽ ุตูŽุฏูŽู‚ู’ุชู. ููŽุนูŽุฌูุจู’ู†ูŽุง ู„ูŽู‡ู ูŠูŽุณู’ุฆูŽู„ูู‡ู ูˆูŽูŠูุตูŽุฏูู‘ู‚ูู‡ู. ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุฃูŽุฎู’ุจูุฑู’ู†ููŠู’ ุนูŽู†ู ุงู„ุฅููŠู’ู…ูŽุงู†ู, ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽู†ู’ ุจูุงู„ู„ู‡ู, ูˆูŽู…ูŽู„ุงูŽุฆููƒูŽุชูู‡ู, ูˆูŽูƒูุชูุจูู‡ู, ูˆูŽุฑูุณูู„ูู‡ู, ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ุขุฎูุฑู, ูˆูŽ ุชูุคู’ู…ูู†ูŽ ุจูุงู„ู’ู‚ูŽุฏู’ุฑู ุฎูŽูŠู’ุฑูู‡ู ูˆูŽ ุดูŽุฑูู‘ู‡ู. ู‚ูŽุงู„ูŽ ุตูŽุฏูŽู‚ู’ุชูŽ. ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุฃูŽุฎู’ุจูุฑู’ู†ููŠู’ ุนูŽู†ู ุงู„ุฅูุญู’ุณูŽุงู†ู, ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽู†ู’ ุชูŽุนู’ุจูุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูƒูŽุฃูŽู†ูŽู‘ูƒูŽ ุชูŽุฑูŽุงู‡ู ููŽุฅูู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ุชูŽูƒูู†ู’ ุชูŽุฑูŽุงู‡ู ููŽุฅูู†ูŽู‘ู‡ู ูŠูŽุฑูŽุงูƒูŽ. ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุฃูŽุฎู’ุจูุฑู’ู†ููŠู’ ุนูŽู†ู ุงู„ุณูŽู‘ุงุนูŽุฉู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูŽุง ุงู„ู’ู…ูŽุณู’ุคููˆู’ู„ู ุนูŽู†ู’ู‡ูŽุง ุจูุฃูŽุนู’ู„ูŽู…ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุณูŽู‘ุงุฆูู„ู. ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุฃูŽุฎู’ุจูุฑู’ู†ููŠู’ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽู…ูŽุงุฑูŽุงุชูู‡ูŽุง, ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽู†ู’ ุชูŽู„ูุฏูŽ ุงู„ุฃูŽู…ูŽุฉู ุฑูŽุจูŽู‘ุชูŽู‡ูŽุง, ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ุชูŽุฑูŽู‰ ุงู„ู’ุญูููŽุงุฉูŽ ุงู„ู’ุนูุฑูŽุงุฉูŽ ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽุฉูŽ ุฑูุนูŽุงุกูŽ ุงู„ุดูŽู‘ุงุกู ูŠูŽุชูŽุทูŽุงูˆูŽู„ููˆู’ู†ูŽ ูููŠู’ ุงู„ู’ุจูู†ู’ูŠูŽุงู†ู, ุซู… ุงูŽู†ู’ุทูŽู„ูŽู‚ูŽ, ููŽู„ูŽุจูุซู’ุชู ู…ูŽู„ููŠู‹ู‘ุง, ุซูู…ูŽู‘ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽุง ุนูู…ูŽุฑู, ุฃูŽุชูŽุฏู’ุฑููŠู’ ู…ูŽู†ู ุงู„ุณูŽู‘ุงุฆูู„ุŸ ู‚ูู„ู’ุชู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู ุฃูŽุนู’ู„ูŽู…ู. ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุฅูู†ูŽู‘ู‡ู ุฌูุจู’ุฑููŠู’ู„ู ุฃูŽุชูŽุงูƒูู…ู’ ูŠูุนูŽู„ูู‘ู…ููƒูู…ู’ ุฏููŠู’ู†ูŽูƒูู…ู’. ุฑูŽูˆูŽุงู‡ู ู…ูุณู’ู„ูู…ูŒTerjemahan Hadist tersebut yakniSuatu ketika, kami para sahabat duduk di dekat Rasululah shallallahu alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi shallallahu alaihi wa sallam, kemudian ia berkata โ€œHai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.โ€ Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab,โ€Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya,โ€ lelaki itu berkata,โ€Engkau benar,โ€ maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang ia bertanya lagi โ€œBeritahukan kepadaku tentang Imanโ€. Nabi menjawab,โ€Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,โ€ ia berkata, โ€œEngkau benar.โ€ Dia bertanya lagi โ€œBeritahukan kepadaku tentang ihsanโ€. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menjawab,โ€Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.โ€ Lelaki itu berkata lagi โ€œBeritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat?โ€ Nabi menjawab,โ€Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.โ€ Dia pun bertanya lagi โ€œBeritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!โ€ Nabi menjawab,โ€Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya; jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju miskin papa serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.โ€ Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi bertanya kepadaku โ€œWahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?โ€ Aku menjawab, โ€Allah dan RasulNya lebih mengetahui,โ€ Beliau bersabda,โ€Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.โ€ [HR Muslim, no. 8]Saudaraku, semoga Allah senantiasa mengokohkan iman, islam dan ihsan kita dengan atas kehendakNya. Perjalanan hidup ini seringkali kita lalui dengan ketidaksadaranโ€™ diri. Dalam hal ini, bukanlah linglung, pingsan, atau hilang ingatan. Akan tetapi karena kita tidak sadar tentang hakekat diri dan kedudukan kita serta kita tidak sadar betapa agung hak Rabb yang telah menciptakan kita atas diri kita. Berangkat dari ketidaksadaranโ€™ itulah muncul penyakit ganasโ€™ berikutnya yang bernama hakekat diri dan kedudukan kita, maka bacalah firman-Nya yang artinya, โ€œTidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.โ€ QS. adz-Dzariyat 56. Kita adalah hamba yang harus menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apa saja. Adapun mengenai keagungan Rabb Allah yang telah menciptakan kita, maka bacalah firman-Nya yang artinya, โ€œSegala puji bagi Allah, Rabb seru sekalian alam.โ€ QS. al-Fatihah 1. Allah lah sosok paling berjasa kepada kita dan yang paling layak untuk mendapatkan seorang hamba telah kehilangan dua buah ilmu ini -ilmu tentang hakekat dirinya dan ilmu tentang keagungan hak Rabbnya- maka pupuslah harapan untuk menggapai kebahagiaan yang sebenarnya. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, โ€œSeorang hamba akan sampai pada tujuannya -dengan meniti jalan yang lurus- adalah dengan merealisasikan kedua macam maโ€™rifat ini baik dalam bentuk ilmu maupun keadaan/sikap hidup, sedangkan keterputusannya -untuk bisa menggapai tujuan- adalah karena dia kehilangan keduanya. Inilah kandungan makna ucapan mereka -sebagian orang bijak-, Barangsiapa yang mengenal -hakekat- dirinya niscaya akan mengenali -keagungan- Rabbnyaโ€™โ€ฆโ€ al-Fawaโ€™id, hal. 133Lalu bagaimana kita mengenal diri kita sebagai pribadi dan sebagai makhluk ciptaaan Allah di semestaNya? Sungguh teramat naif jika kita mendasarkan segala sesuatunya pada akal pikiran dan ego sebagai makhluk. Bukankah sebagai muslim kita telah mengenal istilah โ€œLaa Haula wa Laa Quwwata illaa billaahโ€. Meski mungkin tak setiap hari bacaan hauqalah itu kita lantunkan, namun setidaknya kita pernah mendengarnya. Kemudian, apa makna ungkapan yang berulang kali Allah nyatakan dalam kitabNya tersebut?Terungkap jelas dalam kalimat tersebut bahwa โ€œtiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah taโ€™alaโ€. Itu berarti bahwa sesungguhnya apapun yang teralurkan dalam diri kita, baik lahir maupun bathin, baik yang terkecil sampai yang terbesar, semua adalah curahan cahaya Allah. Semua beralur dengan atas kehendakNya, baik yang kita sadari maupun yang tak kita sadari. Jika menilik lebih jauh lafal hauqalah tersebut, tersirat makna bahwa memang diri ini teramat lemah dan tak berdaya. Bahwa sesungguhnya tiada satupun gerak lahir maupun bathin kita yang terlepas dari alur kuasa Allah Yang Maha Kokoh lagi Maha bahwa diri ini adalah milikNya dan hanya Dialah Yang Maha Berkuasa atas diri ini merupakan bagian dari manifestasi pengenalan kita terhadap diri kita sendiri yang pada akhirnya akan membimbing ruh dan jiwa kita pada pengenalan akan Allah SWT dengan sebenar-benar pengenalanNya. Sesungguhnya Allah lah yang berkuasa untuk mengenalkan pribadiNya kepada siapapun yang dikehendakiNya melalui pengenalan akan asmaโ€™, sifat dan afโ€™alNya yang terangkumkan dalam 99 asmaul husna. Tiada mampu diri ini untuk mengenalNya kecuali dengan atas petunjuk dan aโ€™lam bis shawab. Kalau burung dikurung di dalam sangkar, andai dia bisa berpikir dan berangan-angan, kira-kira apa yang dia pikirkan dan dia inginkan? Tentu teman-teman akan menjawab bebas, atau lebih spesifiknya sebagai wujud bebas itu adalah terbang. Wujud bebas dari burung adalah terbang dan dia terbang karena dia tahu bahwa dirinya burung. Kalau dia menyangka dirinya tikus, maka dia tidak akan berpikir untuk terbang. Nah, kita sekarang ini sebenarnya dalam kurungan. Kurungan kebodohan, kurungan kemunafikan, kurungan kejumudan, dan kurungan-kurungan lain. Lalu cita-citamu apa? Bebas dari kurungan. Wujudnya bebas apa? Mungkin dari teman-teman ada yang berpikir bahwa wujud bebasnya adalah menjadi diri sendiri. Ya, diri sendiri. Tetapi siapakah dirimu? Manusia Manusia itu apa? Karena ada definisi sosiologi, definisi budaya, definisi agama, dan definisi-definisi yang lain. Bangsa Indonesia tidak bisa menentukan cita-citanya dan wujud bebasnya, karena bangsa Indonesia tidak tahu siapa dirinya. Saya tulis demikian karena cita-cita bangsa Indonesia cuma satu, duit lebih banyak. Apa itu sopir, politisi, tukang ojek payung, intelektual, maupun pejabat. Jadi saya kira saat ini manusia telah menjadi bahan tertawaan habis-habisan dari semua konstelasi makhluk Allah. Tetapi dari semua manusia itu jangan-jangan kita yang menjadi bahan tertawaan habis-habisan. Kalau yang dimaksud bangsa Indonesia itu adalah bangsa yang lahir 17 Agustus 1945 maka begitu singkat sejarah kita. Kalau Indonesia lahir 17 Agustus 1945 maka siapa yang dijajah Jepang, Belanda, dan Portugis? Apakah itu bangsa Indonesia? tanggal 17 Agustus 2012 kemarin kita merayakan HUT RI ke 67 artinya memang benar bahwa Indonesia lahir 17 Agustus 1945. Kalau demikian maka yang dijajah itu bukan Indonesia. Lalu siapa yang dijajah dan akhirnya melahirkan Indonesia? Kita sepakati saja bahwa yang dijajah dan yang melahirkan Indonesia adalah nusantara. Pertanyaan berikutnya adalah kapan nusantara lahir? Sejarah kita hanya mampu bicara mulai dari kerajaan kutai abad ke 5. Mundur satu langkah dari itu kita sudah tidak ada cerita. Jika orang Arab nenek moyangnya Ismail bin Ibrahim, orang-orang Israil nenek moyangnya Ishaq bin Ibrahim, lalu siapa nenek moyang bangsa Indonesia. Tentu jawabannya bukan seorang pelaut. Saya masih mencari antara Yafet, Sam, atau Ham bin Nuh. Jangan kaget kalau kemudian ternyata bangsa Indonesia itu bangsa yang tua, dan lebih tua dari bangsa-bangsa lain di bumi ini. Parameter ketuaan suatu bangsa adalah budaya dan bahasa. Dari itu teman-teman dapat kembangkan sendiri. Saya persingkat saja. Manusia adalah makhluk yang paling muda dari semua mahluk ciptaan Allah. Setelah penciptaan alam semesta Allah telah menciptakan malaikat dan Azazil, yang menjadi nenek moyang iblis, jauh sebelum penciptaan Adam khalifatullah. Kemudian Adam diperdaya oleh iblis yang cemburu kepada Adam sehinnga Adam di turunkan ke bumi. Adam menjadi khalifatullah fil arth. Iblis dilaknat oleh Allah karena tidak mau bersujud pada Adam tetapi Allah memberikan penangguhan sampai hari kiamat. Karena iblis sudah dinyatakan sesat oleh Allah maka iblis berjanji akan menyesatkan anak cucu Adam al hijr39. Sejak waktu itulah perang dimulai. Awalnya dibentuklah the serpent brotherhood TSB, dan kemudian organisasi-organisasi turunan untuk menyesatkan manusia. Demi keamanan bersama tidak akan saya tulis disini. Tetapi yang perlu dicatat bahwa perang belum berakhir. Bahkan saat ini umat Islam sedang difitnah habis-habisan sampai-sampai umat Islam tidak sadar bahwa itu adalah fitnah. Kembali ke awal, jadi apa wujud terbangmu? โ€œmenang 2014 masโ€ โ€œsubhanallahโ€ 31 Des 2012 AR Sisiput Agama untuk"..Kenali dirimu, maka kau akan mengenal Tuhanmu.."Kata itu ada di header blog ini setelah update blog's theme diawal Tahun 2008, mungkin sebagian ada yang ngerti, sebagian gak, dan sebagian lain cuek bebek, dan bahkan mungkin sebagian ada yang menghina dengan mengganggap "Akh, sok agamis make kata-kata gituan di Blog..!"It's okay, manusia memang punya kelebihan Akal dari makhluk lain ciptaan-Nya sehingga mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam menanggapi stimulus berbau agamis seperti itu hanyalah sebuah kata yang gw dapat dalam perjalanan spiritual menuju Ma'rifatullah mengenal Allah, sebenarnya masih banyak kata lain yang dapat membuat gw berpikir. Berpikir, itulah yang dikehendaki-Nya dalam mencari ilmu Bahasa Arab kata itu berbunyi "Man arafa nafsahu faqad arafa rabbahu"Artinya Barang siapa mengenal akan dirinya, maka mengenallah ia akan Tuhan-NyaDan sejak mendapati kata itu, Gw berpikir untuk mengupas makna dibalik kata-kata itu. Dalam proses berpikir mencari makna di balik kalimat itu, gw menemukan kata baru yang semakin membuat gw bingung."Antal mautuqabal maut"Artinya Matikan dirimu sebelum kamu matiBagaimana mematikan diri sebelum kita mati? Akh, apa ini sajak? Puisi? atau karya seni yang berat? sehingga hanya orang seni yang dapat memahaminya?.Okay, gw jadi bingung make a breakdown first..Mematikan diri = memisahkan diantara yang hidup dengan yang mati. Trus, yang dapat memisahkan itu adalah yang Hidup Tiada Mati yaitu adanya Ruh, manusia mendapat 7 sifat hidup yang tidak dimiliki jasad kita, sifatnya adalah 1. Mendengar2. Mencium3. Melihat4. Merasa5. Berkehendak6. Berkuasa7. Berkata-kataTanpa itu semua, matilah si jasad ini. Ini yang menjawab sebuah kata-kata populer dikalangan sufi, "Manusia bagaikan bangkai yang berjalan"Inilah salah satu cara yang gw temukan untuk mengenal Allah, yaitu dengan mematikan diri. Menghilangkan terlebih dahulu semua sifat hidup yang tak dimiliki jasad ini, yang sebenarnya adalah milik Ruh."Awaluddin Makrifatullah, Wa Makrifaturassul"...Awal beragama adalah mengenal Allah, Mengenal rasulMengenal Allah = mengenal diri kita = mematikan diri = menghilangkan sifat 7 Ruh di kita bisa mengaku beragama jika kita tidak mengenal siapa yang punya agama dan yang menjadi penyebar agama-Nya?Tak kenal maka tak sayang Disarankan untuk dibimbing seorang Guru untuk menjalani tahap ini. Gw bukan guru ya.., gw cuma sedang menjalani perjalanan ini dengan penuh kebahagiaan aja. Dan sekedar ingin memberikan sedikit sekali pengetahuan gw melalui tulisan ini, karena ilmu pengetahuan untuk dibagi, bukan untuk disimpan semua tak lepas dari kekuasaan-Nya melalui my beloved father memberikan gw pencerahan dalam mendalami agama, dan juga melalui kitab yang ditulis oleh KH. Muhammad Saman Al-Banjari selaku Pembina Pondok Pesantren Nurul Islam Tarakan-Kaltim. Semoga kita selalu diberikan Hidayah dari Allah SWT. apabila ada kesalahan dalam tulisan ini, kesempurnaan hanya milik Mungkin kita pernah mendengar sebuah ungkapan yang kira-kira kalimatnya seperti ini Barang siapa ingin mengetahui keberadaan Tuhan, maka kenali diri sendiri terlebih dahulu. Bila seseorang telah mampu mengenali dirinya sendiri, maka ia akan dengan mudah menemukan keberadaan Tuhanโ€™. Bila dipahami dan renungi, ungkapan tersebut memang benar adanya. Ketika kita telah mampu menyelami ke kedalaman diri kita, mengetahui asal-mula kita misalnya, maka kita akan sampai kepada pemahaman bahwa segala sesuatu itu ada yang menciptakannyaโ€™. Kita tentu telah maklum bahwa sebuah rumah, tentu ada yang mendirikannya. Sebuah mobil, pasti ada yang merangkainya. Begitu seterusnya. Hingga akhirnya kita dapat memahami bahwa para manusia, bumi dan langit seisinya, tentu ada yang menciptakannya. Dialah Allah, Sang Pencipta, yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dalam buku Kenali Dirimu, Kau Akan Kenal Tuhanmuโ€™ karya Yusuf A. Rahman Safirah, 2014 dijelaskan jika kita tidak pernah mengetahui diri kita sendiri, bagaimana bisa mengetahui Allah Swt. Tentu saja mustahil. Hanya mereka yang selesai mengenali diri merekalah yang mengetahui Allah Swt. Sebagai hamba Tuhan, mestinya kita selalu berusaha meningkatkan ketakwaan kita, misalnya dengan berupaya menaati segala perintah dan menjauhi larangan-Nya. Ketika seseorang berusaha untuk menjauhi segala larangan Allah Swt. dan menjalankan perintah-Nya, secara tidak langsung ia telah mengetahui siapa dirinya. Bagaimana mungkin orang yang tidak mengetahui hakikat dirinya akan bertakwa? Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah Swt. dan menjauhi segala bentuk larangan-Nya halaman 59. Yusuf A. Rahman menjelaskan, takwa tidak hanya jalan menemukan hakikat diri, bukan hanya bekal keselamatan kehidupan akhirat, tetapi juga merupakan modal utama kehidupan dunia yang memberikan berkah di dunia maupun di akhirat. Sehingga, ia harus nyata dalam segala gerak kehidupan. Bukan hanya tampak ketika dilihat oleh banyak teman, saat berada di tempat-tempat suci, dan waktu-waktu tertentu, tetapi harus senantiasa hadir di mana pun dan kapan pun kita berada. Terbitnya buku ini layak kita apresiasi dan dapat dijadikan sebagai salah satu bacaan penyemangat hidup dan pembangun jiwa. Selamat membaca.

kenali dirimu maka kamu akan mengenal tuhanmu